Menantimu  

Penyerat Hijau

bulir bening di sudut mata
selalu luruh ketika risau menggelanyuti dada
bisu yang rapuh hanyut pada guguan yang kukuh
menggelar tirai kelam di lara yang tak jua berkesudahan

kesendirian yang menjijing peluh rindu
lama tak berpadu hingga pilu membuncah
mengaliri utas nadi yang detaknya mulai lemah
dan cinta yang kian punah

This entry was posted on 12.16 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 Tanggapan