Cerita 4  

Penyerat Hijau

Masih saja kupanggil sebuah nama
dengan rasa perih dan suara lirih
ketika pagi menjemput peradaban
saat siang meremas peluh
juga kala senyap merubung malam

mulut begitu sulit kubungkam
hati terus melarut pada sendu
tenggelam di kedalaman yang teramat

masih sampai saat ini

This entry was posted on 11.51 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 Tanggapan