dalam pena  

Penyerat Hijau

serupa bibir yang berkata
pada larik kalimat yang coba kutata
huruf-huruf sempoyong dalam kelunglaian
diantara satu bait dengan bait lainnya
terdapat lubang menganga
selingkar gulita yang tak terbaca
sebab terang telah mati terbunuh makna nyata

sisa
catatan teronggok dalam jemari patah yang sepi
ditemani hitam sebagai warna pada setiap baris
tak tertuntas menjelma sebagai tulisan
hanya potongan keluh tentang kerisauan
yang tergores dalam selembar kertas diam

This entry was posted on 12.22 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

1 Tanggapan

Anonim  

Gelisah pena mu, merobek galau jiwa nan rapuh melepuh..
Mengundang Secarik Gelisah, temani tinta bercerita..
Usah risaukan tuntasan syair, bercumbu mesra bersama gulita..
Karena goresan keraguan, ciptakan rindu semerbak beraroma..
@>-;--;---