Entahlahhhh...  

Penyerat Hijau

Mulutku selalu saja mengapit lelap diam
hingga tak pernah ada suara atau bunyi yang terjaga pada cakap kita

jemari selalu saja patah setiap kali mencoba merangkai tutur
pada catatan ketika melihat sosokmu dalam remang


dunia kita memang tanpa mata hanya berjejal kata
disetiap sudutnya
tentang hitam putih, siang malam,dan harmoni dalam kehidupan
penamu tak pernah berhenti menyelinapkan makna berbungkus kata
tak sederhana jika mataku yang membaca

kesahajaan dalam ujaranmu tentang gambar diri
jelmakan cermin dalam setiap gerak

ahhhh akankah kau lelah bacakanku dongeng tegas tentang pengembaraan ini
pencerahan tanpa intervensi pribadi
doa-doa di jeda mimpi
entahhlahhh....

This entry was posted on 12.15 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

1 Tanggapan

kalau ya itu lelaki senja...
maka cukup tanpa mata...
agar tetap rasa...
dan selalu saja ada keterbukaan,
kerna waktu tlah cukup berbicara...