terpanah asmara  

Penyerat Hijau

lengkung senyum mengurai tipis
ketika mata saling berpagut
muncul desir yang membelai
lembut..
ketika jemari berpautan
dan mulut membuka suara
menyebut nama...

ada rasa bergejolak
serupa kilat listrik
bergetar dalam dada
; debar

:)
hanya terpengaruh dengan lagu riang
saja
crisye ft tohpati dengan judul sama

pepadian hijau  

Penyerat Hijau

gunung sumbing  

Penyerat Hijau


:)

sebuah harap  

Penyerat Hijau

ketegangan antara logika dan nurani
benar-benar melelahkan. meski tidak sampai membuat stuck atau diam ditempat
akibat mereka rasa sering terkatung-katung
kadang menjelma remang muram lalu tiba-tiba saja riang terang
masih belum reda hujan sisa-sisa perasaan
genangan airnya pun masih membasahi pelataran

memastikan arti pesinggah : hanya datang lalu pergi
sungguh sangat sukar bagiku
atau sebenarnya itu adalah kondisi yang wajar'iah/alamiah
sebagai pemahaman yang harus ku pahami
dalam iringan situasi yang sedang tidak bersahabat
antara kefanaan dan kemayaan mereka sama-sama menyebalkan
di satu sisi kisruh lalu sisi lainya menambah ricuh karena jenuh
tapi paksakan berdiri selalu
sebab aku tidak ingin ketimpangan lainya muncul di saat aku sedang
berada di ruang yang tidak menyamankan hari-hari ini

setiap pagi harapan selalu menjelma
; kepada sang matahari harap bisa melepaskan risau yang tergantung muram pada dada
dan meredakan hujan yang mulai mengikis tanah nyaman pada bumiku...

semoga ..
semoga..lekas mewujud

..amien..

tentang kata ; rasa  

Penyerat Hijau

kata selalu meninggalkan warta
dihelai kertas diserta aksara
; catatan
waktu menyimpan memori
atribut fana maya
yang telah ditulis
ataupun yang tengah terangkum
pada imaji
tentang rasa selalu kaya arti
meski pada sisi puisi
mereka berdiri

memipih bersembunyi
entah absurd atau kontras
ruang pasti memapar
kedalaman makna

lepas dari segalanya
semoga sketsa dari tinta
tentang perjalanan kata
lekas selesai
sebagai catatan
yang terbukukan

seusai engkau  

Penyerat Hijau

hari menyapa sepi
menggamit lengannya
lalu berjalan bersisian
diam penuh hening

jelas tertebak  

Penyerat Hijau

tentang ritual kita
kala lalu
;
mendengar reranting patah
mengumpulkan dedaunan kering
meraba desir angin yang berhembus
menebak-nebak akhir mendung
apakah hujan akan turun ?
karena terkadang langit menipu
sebentar matahari murung
sebentar kemudian senyum

usai tiga purnama terlewati
ritual terabai terlupa
perlahan
tergerus arus waktu

dan pagi ini aku rindu ritual

ahhh...! sayangnya kenapa yang tertebak
bukan tipu-tipu si hujan

tapi kebenaran tentang sendiri
yang jelas bisa ditebak
karena kita telah tiada

kau putuskan tak lagi bersisian  

Penyerat Hijau

setelah beberapa purnama
usikmu menggelayuti
menindih langkah mengarah
mengeja tiap kata
meraba terka
benar salah :
bentuk sahaja
dimana catatan
tercecer
menyisa perangah

lalu

pagi tadi ketika matahari tunaikan janji
menyinari seisi bumi
kau sisipkan untai kekata
di terangnya
tentang malam
yang
menutup pintu renung
kembali pada pekat
tanpa arti
mutlak

mulai dari nanti

ketika senja tiba
kembali nyata
adanya sendiri

pagi pun sunyi  

Penyerat Hijau

Di pagi yang sebegini sunyi
desir ngilu meruang melingkari hati
ada isak ingin keluar dari peraduan
perlahan
mengambang
kemudian
meluruh
sengguk


bisik untukmu  

Penyerat Hijau

:Umm'ku

setelah hujan memutuskan pisah
di sisa dini yang meluruhkan kesetiaan berjalan pada bumi
sebelum habis jalan
semoga langit menebar pelangi di hamparan luasnya
jenak tuk resap kesah perih yang terbias
pada siluet jejak yang telah tiarap dengan dada terbuka
dengan leluka menganga
agar gejolak lekas surut di wewarnanya
dan awan biru merangkul
memapah menuju terang
lengkung senyuman berada.

*semoga selalu baik2 saja Om :)
wish U all the best

catatan  

Penyerat Hijau

pada catatanku
lembarlembar tentang rindu untukmu
masih terus saja sibuk ku tulisi
penuh dengan bara yang tersisa
di tungku rasa;
rahasia doa cita asmara kita
yang berlalu oleh jengkal-jengkal waktu

membaca langit  

Penyerat Hijau

sesekali kudongakkan muka
pada jalanku yang menunduk
sepanjang musim ini
membaca sinar pengharapan
pada langit maha luas

ahh..!!!
masih

mendung
berkabung
tak berujung

rebah pada resah  

Penyerat Hijau

tahukah kenapa sekilas tatapmu
selalu menjadi kilat di dadaku yang mendung
hingga kemudian seringkali hujan deras basahi pipi
karena duka telah melumat tawaku
dengan membawa pergi rasamu di waktu lalu
sesederhana apapun logika
paparkan alasan tentang pisah
selalu saja
emosi sebagai pemantik
ujung mata basah :isak
sisa hanya
endap rasa merekah :resah

catatan limabelas oktober  

Penyerat Hijau

:aya

malam ini
tepat
kala purnama
pancarkan sinar penuh
seterang kilau warna-mu
pada catatan bumi

sang tawa berpesta
rayakan tanggal angka
riuh ucapan
pekat kecupan
gelimang doa ; harapan
teriakan suka cita
menggema
di pelataran baru
belia -mu

Ps: met ultah buat ayaa ( si kenes) :)
15 okto 08