sebuah harap  

Penyerat Hijau

ketegangan antara logika dan nurani
benar-benar melelahkan. meski tidak sampai membuat stuck atau diam ditempat
akibat mereka rasa sering terkatung-katung
kadang menjelma remang muram lalu tiba-tiba saja riang terang
masih belum reda hujan sisa-sisa perasaan
genangan airnya pun masih membasahi pelataran

memastikan arti pesinggah : hanya datang lalu pergi
sungguh sangat sukar bagiku
atau sebenarnya itu adalah kondisi yang wajar'iah/alamiah
sebagai pemahaman yang harus ku pahami
dalam iringan situasi yang sedang tidak bersahabat
antara kefanaan dan kemayaan mereka sama-sama menyebalkan
di satu sisi kisruh lalu sisi lainya menambah ricuh karena jenuh
tapi paksakan berdiri selalu
sebab aku tidak ingin ketimpangan lainya muncul di saat aku sedang
berada di ruang yang tidak menyamankan hari-hari ini

setiap pagi harapan selalu menjelma
; kepada sang matahari harap bisa melepaskan risau yang tergantung muram pada dada
dan meredakan hujan yang mulai mengikis tanah nyaman pada bumiku...

semoga ..
semoga..lekas mewujud

..amien..

This entry was posted on 11.54 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 Tanggapan