bosan  

Penyerat Hijau

sebuah titik sepi
mulai merengkuh diri
ketika kita tengah duduk berpelukan di beranda
aku hanya meraihmu samar

rasa di dada berguguran
bagai dedaun kering
terbang terbawa semilir angin
hilang

bahkan jemari pun tak pandai lagi
menjelmakan puisi yang kau minta
barang untuk satu rindu atau amarah
kepadamu

This entry was posted on 13.58 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 Tanggapan