Masih saja kupanggil sebuah nama
dengan rasa perih dan suara lirih
ketika pagi menjemput peradaban
saat siang meremas peluh
juga kala senyap merubung malam
mulut begitu sulit kubungkam
hati terus melarut pada sendu
tenggelam di kedalaman yang teramat
masih sampai saat ini
This entry was posted
on 11.51
and is filed under
Sekedar menanam kata
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan