tentang ritual kita
kala lalu
;
mendengar reranting patah
mengumpulkan dedaunan kering
meraba desir angin yang berhembus
menebak-nebak akhir mendung
apakah hujan akan turun ?
karena terkadang langit menipu
sebentar matahari murung
sebentar kemudian senyum
usai tiga purnama terlewati
ritual terabai terlupa
perlahan
tergerus arus waktu
dan pagi ini aku rindu ritual
ahhh...! sayangnya kenapa yang tertebak
bukan tipu-tipu si hujan
tapi kebenaran tentang sendiri
yang jelas bisa ditebak
karena kita telah tiada
This entry was posted
on 11.47
and is filed under
Setengahku
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan