dan sebagaimana pun ada diwaktu lalu
kembali bayang asmara terlukis pada pendatang
yang nantinya pun pergi dalam kedinian
entah ada akhir atau terabai mengambang
dalam kenang bebait puisi atau lamunan
enggan tuk kembali menjejak
lingkaran wewarna absurd rasa
perputaran pada poros nasib masing
isi hanya penantian rindu tangis tawa
membeban pada pelataran jiwa rapuh
sudah saja
cukup memeluk diri!
sebab
kesendirian pun telah memberi warna
dengan sendirinya
This entry was posted
on 11.20
and is filed under
Dalam tulisan
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
2 Tanggapan