dan dalam kenang, sesuatu itu menjelma abadi
ia begitu kuat mendekap
mengikatku pada tempat awal bermula
mengapungkan lagi pada memori telah lalu
memanggilkan gerimis sebagai rintik rusuh
agar rasa kembali kisruh
mencarutkan lagi gelisah pada raut yang semakin pucat
kelupasi lagi luka kering yang nyerinya tak kunjung hilang
This entry was posted
on 12.21
and is filed under
Sekedar berujar
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan