Entah pada apa aku rebahkan keluhan
keluhan tentang perjalanan
:perjumpaan kerinduan perpisahan
ahh..sekujur tubuh telah lelah
terlilit kesakitan tentang punah harapan
putaran waktu mengisi bejana kekosongan hati
yang mencipta trauma lara kepada percaya
lalu butir-butir keluh penuhi nurani
memualkan tiap sudutnya yang terhimpit sepi
di kericik sungai yang bening
kerontang ladang gersang
gelaran mega-mega biru
atau jalan setapak penuh bebatuan
tak adakah tempat cukup sepetak tersisa
tuk melebur keluh yang tak berkesudahan
Masih saja kupanggil sebuah nama
dengan rasa perih dan suara lirih
ketika pagi menjemput peradaban
saat siang meremas peluh
juga kala senyap merubung malam
mulut begitu sulit kubungkam
hati terus melarut pada sendu
tenggelam di kedalaman yang teramat
masih sampai saat ini
jika sampai pada kelokan jalan
tak perlu berlari cukup berjalan
buang sisa kenangan di selokan waktu
tak perlu kau pilah
anggap semua sampah
meski ada indah
sesekali usap peluh mata
yang masih saja terus menetes
tak usah paksa tuk menahannya
biarkan apa adanya
nyeri kan terobati dengan iklas
dan sewajarnya luka nanti berbekas
maka lenyapkan takut
jika harus meluka
toh semua adalah perjalanan
bagian dari kehidupan
kekosongan telah menghampa mencipta sepi
mengendapkan dingin dalam kolam rasa
yang tak berbentuk
terhiasi gemintang yang terkadang meredup
dan kemudian memendar terang
pada pendakian puncak malam
yang senyap dalam gelapnya
ruang telah menghimpit sisa nyaman petang tadi
di penuhinya imaji remang tentang sosok bayang
sekelebat yang tak tertangkap jemari tuk disiratkan
pada kaki-kaki puisi agar dapat berdiri menemani
menyeimbangi sepi karena hening terlalu nyeri
di nikmati sendiri..............
masih saja terdiam kaku
menatap waktu biaskan rindu
kita bukanlah satu
kau bukan setengah-ku
dan aku bukan setengah-mu
kita adalah pesinggah masing-masing hati
dan tak ada yang terpauti
untuk saling menjagai
hanya datang lalu pergi lagi
tak akan pernah saling kembali
nurani yang terlupa
kiranya kau telah rebah dalam nalarmu
atau pulas dalam melupa
jika kertas terabai kosong
mungkin ini malam terpendek dari malam sebelumnya
atau hambar meresap tanpa kunang-kunang
fikir bukanlah rasa
rasa bukan apa tanpa makna
sadar
kesadaran memakna pada tindak
dan tindak seutuhnya harus dengan sadar
sebelum sesal menampar
mengalirlah wajar
biar jadi telaga kesaksian
menggenang dan terbaca
bukankah tiap pohon berbuah
atau sengaja buah tak dicipta
supaya tak ada bekas jejak
siang malam adalah pergantian
tanda bahwa waktu tak diam
kenapa tarian waktu kau mainkan
sudah begitukah
atau bagian dari permainan
maaf haruskah selalu
cukupkan langkah kembali
kalau terima kasih
juli sore : agust
masih mengambang dalam jejak kenangan
mengalir dalam sajak kerinduan
terpahat kasar pada tembok jiwa
memelukku dalam hening
jauhkan waktu
membelenggu pilu
tentangmu serupa paru
berada pada raga
menghidupkanku selalu
OM BOB say :
cause every little thing gonna be all right.
dont worry about a thing,
cause every little thing gonna be all right!
lelah mengemasi cemas
beradu dengan batas
harap hanya melintas
pandangan tak jelas
pantaskah semua kulepas?
Label Kata
- Berada dalam kesintingan (20)
- Bermain kata dengan Resta Gunawan (2)
- catatan ga_perlu_tau mulai lagi (1)
- Dalam Riang (17)
- Dalam tulisan (34)
- sehelai kertas tertawa dengan lelaki senja (12)
- Sekedar berujar (39)
- Sekedar menanam kata (39)
- sekedar rupa-rupa (2)
- Setengahku (21)
Saku Tulisan
Teman
Mengenai Saya
- Hijau
- Kota Senyum, Jawa Tengah, Indonesia
- Saya hanya perempuan yang ingin mengolah kata meski masih sangat Dini.. dan hanya seperti ini saja