Keluhan  

Penyerat Hijau

Entah pada apa aku rebahkan keluhan
keluhan tentang perjalanan
:perjumpaan kerinduan perpisahan

ahh..sekujur tubuh telah lelah
terlilit kesakitan tentang punah harapan
putaran waktu mengisi bejana kekosongan hati
yang mencipta trauma lara kepada percaya
lalu butir-butir keluh penuhi nurani
memualkan tiap sudutnya yang terhimpit sepi

di kericik sungai yang bening
kerontang ladang gersang
gelaran mega-mega biru
atau jalan setapak penuh bebatuan
tak adakah tempat cukup sepetak tersisa
tuk melebur keluh yang tak berkesudahan

Cerita 4  

Penyerat Hijau

Masih saja kupanggil sebuah nama
dengan rasa perih dan suara lirih
ketika pagi menjemput peradaban
saat siang meremas peluh
juga kala senyap merubung malam

mulut begitu sulit kubungkam
hati terus melarut pada sendu
tenggelam di kedalaman yang teramat

masih sampai saat ini

Cerita 3  

Penyerat Hijau

jika sampai pada kelokan jalan
tak perlu berlari cukup berjalan
buang sisa kenangan di selokan waktu
tak perlu kau pilah
anggap semua sampah
meski ada indah

sesekali usap peluh mata
yang masih saja terus menetes
tak usah paksa tuk menahannya
biarkan apa adanya
nyeri kan terobati dengan iklas
dan sewajarnya luka nanti berbekas

maka lenyapkan takut
jika harus meluka
toh semua adalah perjalanan
bagian dari kehidupan

Cerita 2  

Penyerat Hijau

kekosongan telah menghampa mencipta sepi
mengendapkan dingin dalam kolam rasa
yang tak berbentuk
terhiasi gemintang yang terkadang meredup
dan kemudian memendar terang
pada pendakian puncak malam
yang senyap dalam gelapnya

ruang telah menghimpit sisa nyaman petang tadi
di penuhinya imaji remang tentang sosok bayang
sekelebat yang tak tertangkap jemari tuk disiratkan
pada kaki-kaki puisi agar dapat berdiri menemani
menyeimbangi sepi karena hening terlalu nyeri
di nikmati sendiri..............

Cerita 1  

Penyerat Hijau

masih saja terdiam kaku
menatap waktu biaskan rindu
kita bukanlah satu
kau bukan setengah-ku
dan aku bukan setengah-mu

kita adalah pesinggah masing-masing hati
dan tak ada yang terpauti
untuk saling menjagai
hanya datang lalu pergi lagi
tak akan pernah saling kembali

Pada apa aku bercerita?  

Penyerat Hijau

: Puisi

0  

Penyerat Hijau

080808
070706
070707
23030507
00000000

Post Meridian  

Penyerat Hijau

nurani yang terlupa
kiranya kau telah rebah dalam nalarmu
atau pulas dalam melupa

jika kertas terabai kosong
mungkin ini malam terpendek dari malam sebelumnya
atau hambar meresap tanpa kunang-kunang

fikir bukanlah rasa
rasa bukan apa tanpa makna

sadar
kesadaran memakna pada tindak
dan tindak seutuhnya harus dengan sadar
sebelum sesal menampar
mengalirlah wajar
biar jadi telaga kesaksian
menggenang dan terbaca

bukankah tiap pohon berbuah
atau sengaja buah tak dicipta
supaya tak ada bekas jejak

siang malam adalah pergantian
tanda bahwa waktu tak diam
kenapa tarian waktu kau mainkan
sudah begitukah

atau bagian dari permainan
maaf haruskah selalu
cukupkan langkah kembali
kalau terima kasih

juli sore : agust

.......  

Penyerat Hijau

Peka
kurang peka
percaya
masih bertanya

Lelaki Itu  

Penyerat Hijau

masih mengambang dalam jejak kenangan
mengalir dalam sajak kerinduan
terpahat kasar pada tembok jiwa

memelukku dalam hening
jauhkan waktu
membelenggu pilu

tentangmu serupa paru
berada pada raga
menghidupkanku selalu

NO_Titled  

Penyerat Hijau

OM BOB say :

Dont worry about a thing,
cause every little thing gonna be all right.
dont worry about a thing,
cause every little thing gonna be all right!


Feel V  

Penyerat Hijau

lelah mengemasi cemas
beradu dengan batas
harap hanya melintas
pandangan tak jelas
pantaskah semua kulepas?