semakin panjang sebuah jarak  

Penyerat Hijau

semakin panjang sebuah jarak

maka pikiran semakin renyah di retakan oleh cemas yang tersesat di antara rindu dan cemburu
pada bunga mimpi dan busuk kenyataan

semakin panjang sebuah jarak

kenangan dan keyakinan menjelma dilema, berjalan memutari kilasan sembari menggenggam harapan
atau berjalan kedepan menanggalkan angan yang kian kelelahan,
meski setengah negeri impian telah terbangun dalam ingatan

semakin panjang sebuah jarak

kesunyian semacam pergelaran tanpa pengakhiran di sana-sini
airmata terjebak dalam luka tawa tanpa nyawa, tanpa sesuatu yang tak menjadikannya sia-sia
ketika memandang wajah hari yang selalu berganti cuaca tak terduga




-ki 310309

kopi bagimu  

Penyerat Hijau

kau pernah menceritakan sesuatu yang kau gemari selain puisi dan dirinya,
sesuatu yang sering membuatmu bertemu dengan hal yang membentuk benda yang kau cinta
dan dia tak pernah bisa mengerti kenapa padanya, kau bisa menemui hal yang telah tiada

sebab yang dia tahu selain tak sesegar teh atau selegit cokelat
ia hanya tumpukan kafein lebih tinggi dari teh dan serbuk hitam yang pahit jika tersaji sendirian
ia tak pernah baik bagi lambung penyakitan dan lidah miliknya yang benci akan pahit

tapi untukmu ia menjadi sahabat, sahabat pengingat rasa pahit yang lebih baik daripada pahit yang terlahir dari dirinya
hingga genangan cinta kepadanya, tampak begitu getir
di barisan puisi-puisi yang sangat kau puja


-ki 290309

sajak hitammu  

Penyerat Hijau

kulihat hanya sepi tumbuh rimbun di tubuh harimu
rindu terarsir jarak yang bimbang,
guguran daun kering setia mengotori teras kamar
yang kau tutup rapat-rapat, dan rumput halaman
tumbuh dalam diam tanpa angin atau air hujan

seperti malam lalu
ketika memenuhi undangan pesta perayaan milikku,
kau pamerkan gelap menjadi identitasmu,
di sela riang irama musik dansa
kau tampak kedinginan tanpa sepi
di sampingmu hanya tas sewarna gaun gelapmu,
di hiasi pita besar pada bagian dada dengan warna senada.

kau belajar menikmati diri sendirian, berdansa sendiri
dengan kediaman arogan di rautmu.
keindividuan terlihat khidmat dengan kesunyiannya,
dan ketika musik berhenti
kau gemar berdiri di sudut ruangan, mereguk sepi di segelas bir
tanpa mata atau bisik selain dirimu

mungkin gelap yang tampak di setiap sajakmu
tak ubahnya pita hitam, yang lahir dari balik
tempat ia tersematkan pada gaunmu.

hingga aku tak paham bagaimana membaca sajak-sajakmu



-ki 290309

bulan sabit milikmu  

Penyerat Hijau

barangkali dunia sedang berbaik hati
meminjamkan raut berhias senyum berlengkung bulan sabit milik bibirmu
mengisi remang lampu kamar dan semua sudut rumah sederhana,
ketika malam panjang melawat menyerukan nama
menabuh harapan atas kilauanmu di sana,
di situasi langka, yang hanya mampu kuraih dengan bola mata saja

dan meski isyarat tak pernah dapat kupahami kemana arahmu,
aku hanya yakin tentang ucapan seorang penyair
tentang *hal yang tak dapat kita ingkari yaitu cinta dan nasib,
kau tahu cinta milikku telah memilihmu
dan nasib milikku adalah ketika kau tak ingin menjadi pilihan perihal cintaku tersebut.
menurutku itu *bukan nasib buruk hanya saja nasib baik dalam rupa berbeda



-ki 27 maret 09


* :2 kutipan dari 2 penulis

tentang 3 kata  

Penyerat Hijau

:puisi kopi sepi

puisi :kata diam-diam mengendap di sana
berbekal kenangan dan harapan
menunggu mata-mata merengkuh
dan membawanya bebas pergi jauh ke dunianya

kopi :waktu menghitam di permukaannya,
serbuk ingatan menjelma ampas kental melekat erat di dasar cangkir,
ruah aromanya semacam rindu menggugah rasa
dalam setiap teguk kepahitan yang legit

sepi :tangisan bisu puisi di secangkir kopi,
ketika melihat bayang matanya membaca kata-kata miliknya sendiri di rumah paling sunyi,
kesendirian




-ki 27 maret 09

ucapan  

Penyerat Hijau

to : a.i.m


selamat Tuan,

kau masih menjumpai peristiwa perulang-an tahun lagi
di redup tubuh purnama ketiga, sebuah almanak





PS : *semoga semakin sukses untuk ke depannya
salam :)



-ki 230309

sajak yang hilang  

Penyerat Hijau

pernah
suatu ketika,
malam yang lenggang
mengajakku berjalan-jalan sejenak

mencari sajak yang hilang
di pulau seberang
tempat tinggal bayang,
dan sesuatu yang tak bisa pulang

menubuh di waktu yang terus tumbuh
;Kau



-ki 230309

gerimis  

Penyerat Hijau

gerimis itu romantis, irama ritmis desir panorama hujan tipis tak terbilang
eulogi miris : kekal tangis ketiadaan mewujud kerat demi keratan
guratan roman sendu pun jejak haru membisu

gerimis itu raung elegi nestapa yang meruang
terperangkap di sedu linangan kristal bidadari
jatuh menuju bumi : titik demi titik



090309 -ki

acara Radio  

Penyerat Hijau

malam tadi, berita peringatan kita terangkum di senandung masa kini
yang terputar repeating di chanel radio lokal favoritku

Top chart no.1 lagu Minggu ini, perihal bunga meriap tiba-tiba di duapasang mata menjalar ke ruang dada
(nestafa dalam bingkai warna ria muda)

Best request song's for today
, tentang persinggahan macam-macam rasa, bualan airmata dan tawa yang tertuang di labirin waktu

Tembang kenangan, perihal kisah terlindas jarak, idealis, pesimis sesat di sarang rayap mengusang dalam sepi bertajuk sendiri



-ki 200309

hujan dan mata  

Penyerat Hijau

di deras titik air
getir mengembun merayap pada balik kaca
meniupkan uap rindu di sebongkah dada
memilin helai cerita terburai ditepi lamun

di nyalang dua biji mata
kepayahan melanda asa
nurani terperangkap kesan usang masa
mengais-ngais rahasia sebuah epilog drama perpisahan

di antara hujan dan mata
lalu lintas ingatan begitu hiruk
dipenuhi kendaraan tanpa tujuan
berputar-putar menelisik areal jalan nasib yang entah


100309 -ki

sepotong roti  

Penyerat Hijau

temui pagi dalam dekap mentega dan taburan cokelat
mencari sisa hangat secangkir kopi basi
yang tandas di bibirmu tadi malam


100309 -ki

kepada Ruang Sepi  

Penyerat Hijau

pada batas sepi apa atau bagaimana semua selesai ?
setiap sekon melewati ruang itu
kau hanya mengeja helai-helai catatan cacat
dengan tangan bertumpu dan raut anggun tanpa airmata
tapi setelahnya ? sama saja bukan !

birunya tanda mata waktu masih setia menemanimu
mengumpulkan rindu dalam peluk tanpa sambut
menghirup dalam aroma luka tak terbalut
mereguk sisa-sisa rasa pada lukisan senja
: alur setengah gelap yang beranjak memekat

bukankah pada dedaun selalu ada ranting
pada kelopak selalu ada tangkai ?
sebagai tonggak agar ada gerak dan suara : cerita
tapi entah kau begitu rakus mencecap cemas di sekelumit sepi yang menubuh
bukankah ruang itu bisa kau isi selain sepi

diakah yang memilihmu atau memang dia cukup terpilih olehmu ?
entahlah..

040309 -ki

*usia  

Penyerat Hijau

to:semua yg berulang tahun aja

ujarku perihal usia
sederhana saja

:adalah sebuah kembang, tumbuh pada sebuah ruh
di jasad sang waktu

mata perjalanan yang syarat dan ketentuannya telah ditetapkan

entah di suatu ketika
ia bisa saja gugur tiba-tiba tiada

dan di setiap perulangan sebuah tahun
ia menjelma angka dengan kepala baru

dan hari ini ia membagimu hal itu


040309 -ki