lengkung senyum mengurai tipis
ketika mata saling berpagut
muncul desir yang membelai
lembut..
ketika jemari berpautan
dan mulut membuka suara
menyebut nama...
ada rasa bergejolak
serupa kilat listrik
bergetar dalam dada
; debar
:)
hanya terpengaruh dengan lagu riang saja
crisye ft tohpati dengan judul sama
ketegangan antara logika dan nurani
benar-benar melelahkan. meski tidak sampai membuat stuck atau diam ditempat
akibat mereka rasa sering terkatung-katung
kadang menjelma remang muram lalu tiba-tiba saja riang terang
masih belum reda hujan sisa-sisa perasaan
genangan airnya pun masih membasahi pelataran
memastikan arti pesinggah : hanya datang lalu pergi
sungguh sangat sukar bagiku
atau sebenarnya itu adalah kondisi yang wajar'iah/alamiah
sebagai pemahaman yang harus ku pahami
dalam iringan situasi yang sedang tidak bersahabat
antara kefanaan dan kemayaan mereka sama-sama menyebalkan
di satu sisi kisruh lalu sisi lainya menambah ricuh karena jenuh
tapi paksakan berdiri selalu
sebab aku tidak ingin ketimpangan lainya muncul di saat aku sedang
berada di ruang yang tidak menyamankan hari-hari ini
setiap pagi harapan selalu menjelma
; kepada sang matahari harap bisa melepaskan risau yang tergantung muram pada dada
dan meredakan hujan yang mulai mengikis tanah nyaman pada bumiku...
semoga ..
semoga..lekas mewujud
..amien..
kata selalu meninggalkan warta
dihelai kertas diserta aksara
; catatan
waktu menyimpan memori
atribut fana maya
yang telah ditulis
ataupun yang tengah terangkum
pada imaji
tentang rasa selalu kaya arti
meski pada sisi puisi
mereka berdiri
memipih bersembunyi
entah absurd atau kontras
ruang pasti memapar
kedalaman makna
lepas dari segalanya
semoga sketsa dari tinta
tentang perjalanan kata
lekas selesai
sebagai catatan
yang terbukukan
hari menyapa sepi
menggamit lengannya
lalu berjalan bersisian
diam penuh hening
tentang ritual kita
kala lalu
;
mendengar reranting patah
mengumpulkan dedaunan kering
meraba desir angin yang berhembus
menebak-nebak akhir mendung
apakah hujan akan turun ?
karena terkadang langit menipu
sebentar matahari murung
sebentar kemudian senyum
usai tiga purnama terlewati
ritual terabai terlupa
perlahan
tergerus arus waktu
dan pagi ini aku rindu ritual
ahhh...! sayangnya kenapa yang tertebak
bukan tipu-tipu si hujan
tapi kebenaran tentang sendiri
yang jelas bisa ditebak
karena kita telah tiada
setelah beberapa purnama
usikmu menggelayuti
menindih langkah mengarah
mengeja tiap kata
meraba terka
benar salah :
bentuk sahaja
dimana catatan
tercecer
menyisa perangah
lalu
pagi tadi ketika matahari tunaikan janji
menyinari seisi bumi
kau sisipkan untai kekata
di terangnya
tentang malam
yang
menutup pintu renung
kembali pada pekat
tanpa arti
mutlak
mulai dari nanti
ketika senja tiba
kembali nyata
adanya sendiri
Di pagi yang sebegini sunyi
desir ngilu meruang melingkari hati
ada isak ingin keluar dari peraduan
perlahan
mengambang
kemudian
meluruh
sengguk
:Umm'ku
setelah hujan memutuskan pisah
di sisa dini yang meluruhkan kesetiaan berjalan pada bumi
sebelum habis jalan
semoga langit menebar pelangi di hamparan luasnya
jenak tuk resap kesah perih yang terbias
pada siluet jejak yang telah tiarap dengan dada terbuka
dengan leluka menganga
agar gejolak lekas surut di wewarnanya
dan awan biru merangkul
memapah menuju terang
lengkung senyuman berada.
*semoga selalu baik2 saja Om :)
wish U all the best
pada catatanku
lembarlembar tentang rindu untukmu
masih terus saja sibuk ku tulisi
penuh dengan bara yang tersisa
di tungku rasa;
rahasia doa cita asmara kita
yang berlalu oleh jengkal-jengkal waktu
sesekali kudongakkan muka
pada jalanku yang menunduk
sepanjang musim ini
membaca sinar pengharapan
pada langit maha luas
ahh..!!!
masih
mendung
berkabung
tak berujung
selalu menjadi kilat di dadaku yang mendung
hingga kemudian seringkali hujan deras basahi pipi
karena duka telah melumat tawaku
dengan membawa pergi rasamu di waktu lalu
sesederhana apapun logika
paparkan alasan tentang pisah
selalu saja
emosi sebagai pemantik
ujung mata basah :isak
sisa hanya
endap rasa merekah :resah
:aya
malam ini
tepat
kala purnama
pancarkan sinar penuh
seterang kilau warna-mu
pada catatan bumi
sang tawa berpesta
rayakan tanggal angka
riuh ucapan
pekat kecupan
gelimang doa ; harapan
teriakan suka cita
menggema
di pelataran baru
belia -mu
Ps: met ultah buat ayaa ( si kenes) :)
15 okto 08
Label Kata
- Berada dalam kesintingan (20)
- Bermain kata dengan Resta Gunawan (2)
- catatan ga_perlu_tau mulai lagi (1)
- Dalam Riang (17)
- Dalam tulisan (34)
- sehelai kertas tertawa dengan lelaki senja (12)
- Sekedar berujar (39)
- Sekedar menanam kata (39)
- sekedar rupa-rupa (2)
- Setengahku (21)
Teman
Mengenai Saya
- Hijau
- Kota Senyum, Jawa Tengah, Indonesia
- Saya hanya perempuan yang ingin mengolah kata meski masih sangat Dini.. dan hanya seperti ini saja