pancaran doa dalam restu tak terbias dalam kisah
adalah itu menjadi batas langkah sering terhenti
membentuk kepincangan awal luka meraja
mendera pada dada para pelaku cinta
setelah asmara terajut dalam ketulusannya
berbagi keiklasan kasih dan saling menggenggam rindu
dalam lintas waktu yang tak semata
maka mengaitkan satu pilihan untuk kepastian
adalah bagian tersulit untuk ujung sebuah pertemuan
jikalah lara kala perpisahan adalah jalan menuju bias itu
maka terberkahilah nikmat luka
setelah menelan bulat-bulat getir pahit
melupa pada yang tercinta
untuk sebuah doa mencapai surga
This entry was posted
on 12.34
and is filed under
Sekedar menanam kata
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan