dan lalu sebuah rasa mengada di balik raut kita
yang berbatas pada seutas benang pembagi tawa tangis
mengakui rasa setelah meredam dalam diam
sebagai langkah terbaik untuk sekian waktu
agar tak ada lara yang kita jamukan dalam perjumpaan
waktu sebagai pihak pendamai berbaik hati melepaskan ikatan diam
pada bibir kita yang tak pernah saling mengucap kata
akan tetapi dia menuntut perpisahan kita setelahnya
This entry was posted
on 12.52
and is filed under
Sekedar berujar
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan