kulihat hanya sepi tumbuh rimbun di tubuh harimu 
rindu terarsir jarak yang bimbang, 
guguran daun kering setia mengotori teras kamar 
yang kau tutup rapat-rapat, dan rumput halaman 
tumbuh dalam diam tanpa angin atau air hujan
seperti malam lalu 
ketika memenuhi undangan pesta perayaan milikku, 
kau pamerkan gelap menjadi identitasmu, 
di sela riang irama musik dansa 
kau tampak kedinginan tanpa sepi
di sampingmu hanya tas sewarna gaun gelapmu, 
di hiasi pita besar pada bagian dada dengan warna senada. 
kau belajar menikmati diri sendirian, berdansa sendiri 
dengan kediaman arogan di rautmu. 
keindividuan terlihat khidmat dengan kesunyiannya,
dan ketika musik berhenti 
kau gemar berdiri di sudut ruangan, mereguk sepi di segelas bir 
tanpa mata atau bisik selain dirimu
mungkin gelap yang  tampak di setiap sajakmu 
tak ubahnya pita hitam, yang lahir dari balik 
tempat ia tersematkan pada gaunmu.
hingga aku tak paham bagaimana membaca sajak-sajakmu
-ki 290309
	This entry was posted
	on 12.39
	and is filed under  
	
Sekedar menanam kata
	.
	
	You can leave a response
	and follow any responses to this entry through the 
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
	
Label Kata
- Berada dalam kesintingan (20)
 - Bermain kata dengan Resta Gunawan (2)
 - catatan ga_perlu_tau mulai lagi (1)
 - Dalam Riang (17)
 - Dalam tulisan (34)
 - sehelai kertas tertawa dengan lelaki senja (12)
 - Sekedar berujar (39)
 - Sekedar menanam kata (39)
 - sekedar rupa-rupa (2)
 - Setengahku (21)
 
Teman
Mengenai Saya
- Hijau
 - Kota Senyum, Jawa Tengah, Indonesia
 - Saya hanya perempuan yang ingin mengolah kata meski masih sangat Dini.. dan hanya seperti ini saja
 


0 Tanggapan