pada batas sepi apa atau bagaimana semua selesai ?
setiap sekon melewati ruang itu
kau hanya mengeja helai-helai catatan cacat
dengan tangan bertumpu dan raut anggun tanpa airmata
tapi setelahnya ? sama saja bukan !
birunya tanda mata waktu masih setia menemanimu
mengumpulkan rindu dalam peluk tanpa sambut
menghirup dalam aroma luka tak terbalut  
mereguk sisa-sisa rasa pada lukisan senja 
: alur setengah gelap yang beranjak memekat
bukankah pada dedaun selalu ada ranting
pada kelopak selalu ada tangkai ?
sebagai tonggak agar ada gerak dan suara : cerita
tapi entah kau begitu rakus mencecap cemas di sekelumit sepi yang menubuh
bukankah ruang itu bisa kau isi selain sepi
diakah yang memilihmu atau memang dia cukup terpilih olehmu ? 
entahlah..
040309 -ki
	This entry was posted
	on 14.54
	and is filed under  
	
Berada dalam kesintingan
	.
	
	You can leave a response
	and follow any responses to this entry through the 
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
	


1 Tanggapan