apa lagi yang bisa kuucap
sedang kebenaran pun tak akan kembalikan pelukmu
kau terburu -buru mengetukan palu di jeda diam kita
dan aku sibuk mengemasi murka yang kupendam
hingga telinga tuli sementara
saat kita saling bertemu muka
dan suaramu hanya serupa kepulan asap
perlahan sirna
tak berasa
This entry was posted
on 15.36
and is filed under
Sekedar berujar
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan