membaca wajah langit malam ini
pendar bintang meredup
tak segemerlap seperti hari kemarin
begitu remang menuju pekat
romantisme diam
telah melelapkan detik ke dalam mimpi
di perundakan malam
kata-kata menghilang tanpa jejak
jendela rapat tertutup
dinding membungkam suara
udara mengeja hampa
menyendatkan helai-helai nafas
>>letih memaksa memilih sebuah pilihan dan inilah yang terpilih<<
This entry was posted
on 12.34
and is filed under
sehelai kertas tertawa dengan lelaki senja
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 Tanggapan